Kamis, 07 Oktober 2010

HARUSKAH KUBUNUH DIRIKU SENDIRI???


Rabu, 06 Oktober 2010 Pukul 22.30 WIB.

Akhirnya aku bisa kembali menulis catatan harianku seperti biasanya setelah 2 bulan lamanya tidak menulis.

Aku yang merupakan seorang prokok yang ingin berhenti, walau saat ini aku sedang merokok.
Banyak sekali yang ingin ku bagikan perasaan ini. Perasaan yang bagiku sangat luar biasa, perasaan yang bisa memotivasi jalanya kehidupanku untuk tetap bertahan dan maju selangkah demi selangkah.

Hambatan demi hambatan terus menghampiri dengan begitu bertubi, dari mulai masalah keluarga, cinta dan Financial, tp aku yang mulai sadar akan adanya Allah SWT dan mulai yakin akan pertolonganya ingin s’lalu ku memohon ampunan , Ridho, dan Rahmat –Nya. Alloh tidak akan memberi cobaan berat yang tidak ada jalan keluar bagi hamba-Nya. Bgitu yang ku ingat dari ajaranku. Ternyata memang bukan dongeng semata.

Malam takbir iedul Fitri, aku mulai berfikir dan merenungi akan kesalahanku dimasa aku menjalin hubungan dengan Chintya mantan pendampingku. Air mata mulai bercucuran membasahi piipiku, isak tangis tak bisa ku tahan, aku yang telah menyakiti dan telah berbuat dosa kepadanya,

apa yang telah aku perbuat ??
apa yang telah aku lakukan ??

Cercaan dan makian telah aku lemparkan padanya!! Apa yang telah kulakukan?? Kata-kata kasar dari ku juga menghujani dirinya!! Ada apa dengan aku ini ?? jelas saja yang namanya wanita hanya diam dengan keadaan seperti itu, apa lagi wanita seperti dia. Ku caci maki dia, dia hanya diam, ku semprot dia dengan kata-kata kasar dia juga hanya diam pasrah akan semua yang ditimpakanku kepadanya… sungguh aku ini memang lelaki bodoh yang sadis.

Tapi sekarang aku sadar tak seharusnya aku berbicara seperti itu pada wanita, apalagi dia itu adalah pendamping ku sendiri. Meskipun dia telah berbohong kepadaku, meskipun dia tidak menghargai ku, meskipun aku kesal, aku marah, aku benci aku tak boleh dan tak selayaknya berbuat seperti itu pada pendampingku. Ini yang s’lalu membuat diriku merasa bersalah dan merasa hina, bahkan diriku sendiripun masih belum bisa memaafkan diri ini. Sekarang yang kuingat dari Chintya adalah satu pertanyaan darinya yang telah menyadarkanku saat ini “Apakah Rasa kesal dan benci a lebih besar dari pada rasa saying dan cinta a ke Nenk ??”.

Aku pun telah menemukan jawaban dari pertanyaanya itu “Ternyata rasa Kesal dan Benci ku kepada Chintya tidak ada artinya jika dibandingkan dengan Rasa Penyesalanku atas kehilangan dirinya”.

Sayangnya dia tidak akan tahu akan rasa penyesalanku saat ini, aku terlambat.
Yang dia tahu hanyalah kebodohan dan perlakuan kasarku terhadapnya selama dalam jalinan dengan ku yang menimbulkan luka sangat dalam di hatinya. HIks…hiks…

Malam itu pun mulai larut, dan aku mulai membuat puisi dari lirik lagu “Semua Yang Ada” tapi telah sedikit ku ubah. Aku ingin meminta maaf dan minta maaf, aku sadar akan keegoisan dan smua kesalahanku padanya.

Jauh hari kumerasa
Kau pasti bahagia di sisiku
T’lah terjadi semuanya
Kau pergi meninggalkan diriku

Ku akui ku s’lalu sakitimu
Tapi hati ini hanya ingin mu

Dan kini maafkanlah ku,
Teralanjur sayangi,
Terlanjur ingini semua yang ada
Di dalam dirimu


Andaikan ku bisa berpaling dari dirimu…….
Lemah hati ini jika aku harus memilih lagi…….


S’lain kata-kata itu, aku juga telah menyiapkan satu pertanyaan “ Apakah aku masih diizinkan kembali??”.

Tidak lama setelah membuat persiapan itu, aku berpikir!! Bagaimana caraku untuk menyampaikan pesan ini padanya ?? masih belum ku temukan…
Malam itu aku pun tertidur……..

* * *

2 hari berlalu sejak malam itu, aku memaksakan diri untuk berkomunikasi denganya melalui SMS, walau aku tau hal ini merupakan hal yang tidak diinginkannya.
Aku mencoba menyapa, menanyakan kabar dan lain sebagainya, hingga akhirnya aku mencoba untuk berbicara denganya melalui telepon tp dengan izin dia.
Huft…..Hasilnya NIHIL, dia sama sekali tidak tertarik untuk berbicara denganku….
Tapi aku sama sekali belum merasa puas untuk jawaban darinya, aku pun mulai ngelantur, dan ngomong ini itu agar dia mau berbicara denganku nanti malam (lewat telepon). Aku bilang aku akan menunggu jawabanya nanti malam, aku tidak puas dengan jawaban sekarang karena dari SMS, aku ingin jawaban pasti dengan berbicara langsung lewat lelepon. Aku akan menunggu dari jam 22.00-00.00.

Malam pun tiba, pukul 22.00 aku menunggunya dengan sabar, hatiku mulai bergetar. Detik demi detik kurasakan kegelisahaan, meskipun dia mengirim pesan dan dia setuju untuk menerima telepon dariku, belum tentu kabar baik yang akan aku dapat, bisa saja ia mengomel, mengoceh dan memarahiku, seperti yang kulakukan padanya serta menyuruhku untuk tidak lagi menghubunginya, karena aku tau dia sudah muak terhadapku. Tapi lebih baik seperti itu karena aku bisa mendengarkan kata-kata yang keluar dari mulutnya secara langsung, meskipun pahit, tapi pasti......
Pukul 23.50 pun tiba, sama sekali belum ada kabar darinya, aku takut akan yang kutakutkan akan terjadi, kegundahanku pun bertambah, detik demi detik terasa begitu menyiksa….
Hingga akhirnya…..
Tepat tengah malam, puncak waktu aku menunggunya, dan masih belum ada kabar darinya. Air mata pun tak bias kutahan, hati menjerit mulai kurasakan. Aku menangis.
Menagisi akan semua yang telah kulakukan dan ku dapatkan….
Aku merasa benar-benar kehilangan jiwaku saat itu ??
Aku tak tinggal diam, aku pun mengirimkan Lirik lagu itu untuknya dan meminta maaf dengan sesak dada serta isak tangis…

Malam semakin larut dan aku mulai mengarungi lautan penyiksaan diri.

* * *

`Pagi Hari pun tiba, terdengar suara HandPhone berbunyi, satu pesan masuk….
Dari siapa lagi… tenyata Chintya membalas pesan dariku…ketakutan memenuhi isi kepalaku, kehawatiran dan kecemasan, aku masih belum membuka isi pesannya, aku hanya memandangi pesan itu, aku memejamkan mata hingga akhirnya aku buka isi pesan darinya itu. Mulai kubuka mata ku perlahan-lahan…. Hingga akhirnya aku membaca isi pesan !!
Dalam pesan itu dia bermaksud menegaskan status hubunganku denganya, bahwa aku sudah bukan pendamping hidupnya lagi dan status baru itu sudah lama dia rasakan…

Ditambah lagi satu kata yang juga menusuk hati ku “A kita ga mungkin kembali lagi, sudahlah…. Lagian nenk juga dah punya Co (pacar) ”.

Hatiku hancur berkeping-keping, harapan ku juga sirna, dan kegelapan memenuhi isi kepalaku, aku hanya terdiam, cucuran air mata mulai membasahi pipi. Inikah yang dinamakan sakit hati ??

Aku tak bisa menyalahkan orang lain, apa lagi pasangan baru mantan ku itu, aku hanya bisa menyalahkan diriku sendiri. Dan menyesali tindakan ku sendiri. Mungkin dia benar, dia akan merasa bahagia jika dia bersama dengan orang lain yang lebih dia cintai, bukanya aku. Aku masih bisa tersenyum walau perihnya hati ini memeluku.


Tapi apakah ini artinya aku harus memulai lagi dengan orang lain??
Apakah aku harus membunuh perasaan ku terhadap Chintya??

Tidak semudah membalikan telapak tangan, aku telah beberapa kali mencoba, tapi hasilnya NIHIL…
Kasih saying dan rasa cintaku sudah tumbuh besar untuk Chintya…
Aku tau bagaimana rasanya mencintai tapi tidak dicintai, aku merasakanya….
Sebisa mungkin aku tidak ingin hal itu sampai terjadi kepada orang lain….

Haruskah ku bunuh diriku?? Dengan membunuh perasaanku terhadap Chintya. Menghapuskan segala sesuatu tentang dirinya!! Hal yang sangat sulit….
Telah aku coba…
Aku telah melanggar suatu pilihan yang sangat, yang telah kupilih dengan berbagai pertimbangan dan pemikiran, tak bisa ku anggap Chintya Mati…. Tak bisa kubunuh diriku sendiri…
Lalu apa yang bisa kulakukan ??

Aku hanya bisa menunggu, dan hidup dengan cara memalukan seperti ini.

* * *

Tiga hari berlalu setelah kejadian itu, kesedihan pun mulai menyurut berkat kehadiran teman-teman dan keluargaku, ditambah kabar yang sangat menggembirakan buat keluargaku, kakak ku yang ke-2, Redi Kharismawan akan memulai hidup baru dengan pendampingnya yang sah, kakak ku akan menikah,

Aku pun mulai memepersiapkan pakaian yang akan ku kenakan dalam pernikahan kakak ku, ibu ku datang dari bandung untuk mempersiapkan segala sesuatu yang diperlukan dihari itu, mulai dari pakaian calon pengantin, seserahan yang akan diserahkan keluargaku untuk pihak perempuan yang akan menjadi calon kakak iparku, dan juga pakaian yang akan aku kenakan dihari itu, ibu mempersiapkannya, hanya saja celana yang akan aku pakai merupakan kenag-kenangan berharga dari generasi ku waktu di pondok At-tajdid dulu, yaitu celana PKL warna hitam.
Ibu ku mencuci celanaku itu ditepi kolam ikan (balong), ketika ia mengambil celanaku dan hendak mencucinya, tiba-tiba ibuku memanggil ku,
“Yang, kadieu!!” teriak ibu ku. Aku heran keheranan, ada apa ??
Akupun menghapirinya, “Aya naon, mah ??” (ada apa bu??)
“Ari dina lancingan ayang aya naon?? Tadi aya nu murag ka balong!!” Tanya ibuku.
Lho!! Emang ada apa dalam saku celanaku, akupun mulai mengingat-ngingat,apa ya?? Emmhhhh… dan ternyata…… ohh, tidak, kalung yang sangat berharga bagiku, kalung yang juga merupakan tanda aku pernah menjalin hubungan dengan Chintya, ohh tidakk…
Seketika pula aku masuk kedalam kolam untuk mencarinya, kolam yang dalamnya sekitar 1,20 meter yang dasarnya dipenuhi oleh Lumpur…akan tetapi hsilnya NIHIL, tak bisa kudapatkan kalung itu kembali….
Tapi kenapa harus kalung itu yang hilang, aku lupa aku melepaskan kalung itu ketika aku sholat subuh, dan aku memasukanya kedalam katung celanaku, kenapa ?? kenapa ??
Apa ini pertanda aku memang ditakdirkan untuknya?? Hingga dalam keadaan berpisahpun nasib telah melenyapkan satu-satunya kenangan berhargaku denganya. Kalung itu juga tidak bisa diambil karena kalungnya terlalu kecil dan di dasar kolam juga dipenuhi oleh Lumpur.
Aku menjawab dengan nada lemas kepada ibuku “Kalung mah!”
“kalung nu mana ?? nu ti kabogoh Ayang (Nama Kecilku)” kata ibuku,
“Muhun, mah!!” sahut ku dengan nada pasrah…
Ibu ku juga mulai panic dan merasa bersalah, “Terus kumaha atuh, Yang?? Ngke ngambek atuh kabogoh Ayang na!!”.
Ibuku tidak mengetahui apa-apa tentang hubunganku dengan Chintya, yang dia tau hanyalah aku masih berhubungan denganya.
Aku hanya tersenyum kecil, dan menjawab “Nya wios we, mah! Da tos takdir na mereun kalung eta ical”………………

Dalam hati aku berpikir…..
Ada apa sih dalam hububngan aku dengan Chintya, ko banyak sekali cobaan dan hambatannya, Yah mungkin ini kebetulan, atau memang kami dilarang untuk bersatu karena suatu alasan, yang pastinya aku percaya terhadap Alloh yang telah menentukan takdirku, yang telah mengatur semuanya.
Hanya saja aku tidak boleh terlalu mengingat Chintya, aku percaya. Jika dia memang ditakdirkan untuku, dia akan kembali lagi padaku, tapi jika dia tidak kembali padaku, takdir telah menentukan perempuan lain yang akan menjadi pendampingku kelak, tapi siapa ?? aku hanya percaya, dan berusaha sebisanya.

Aku telah mengubur keinginanku untuk mendapatkan Chintya kembali, walau di dasar hati ada suara “Aku masih sangat mencintainya&menginginkanya”. Aku harus tetap menguburnya dan menjadi diriku yang baru untuk menggapai masa depan.

* * *

Jumat, 24 September 2010

Diary Depresiku (Last Child)


Malam ini hujan turun lagi,
bersama kenangan yang mungkin luka di hati,
luka yang harusnya dapat terobati,
yang ku harap tiada pernah terjadi,

ku ingat saat ayah pergi dan kami mulai kelapran,
hal yang biasa buat aku hidup di jalanan,
di saat ku belum mengerti arti sebuah perceraian,
yang hancurkan semua hal indah yang dulu pernah aku miliki,

wajar bila saat ini ku iri pada kalian yang hidup bahagia berkat susana indah dalam rumah,
hal yang selalu aku berikan dengan hidup ku yang kelam,
tiada harga diri agar hidup ku terus bertahan,


mungkin sejenak dapat aku lupakan,
dengan minuman keras yang saat ini ku genggam,
atau menggoreskan kaca di lengan ku,
apapun kan ku lakukan ku ingin lupakan,


namun bila ku muliai sadar dari sisa mabuk semalam,
perihnya luka ini semakin dalam ku rasakan,
di saat ku telah mengerti betapa indah di cintai,
hal yang tak perah ku dapatkan sejak aku hidup di jalanan,

Senin, 26 Juli 2010

HARUSKAH KUANGGAP CHINTYA MATI ??


Malam dingin seperti biasanya, sunyi dan sepi. T~T
Teringat lagu dari Nidji, HAPUS AKU.
Yakinkan aku tuhan dia bukan miliku, sadarkan aku, sadarkan aku…

Sering aku menghubungi mantan kekasih yang sampai saat ini masih sangaat kucintai, Chintya. Hampir Tiap malam aku mencoba memenuhi keingingan batinku untuk menghubungi dirinya, aku tidak tahu ternyata dengan sikap ku yang seperti itu membuatnya makin ilfil dan jijik terhadapku. T~T.

Suatu saat ketika aku pergi ke warnet seperti biasa tiap Jum’at malam, aku melihat status barunya yang sangat mengecewakan dan juga membuatku menjadi lemah tak berdaya. Bukanya berlebihan, tapi mengingat Chintya adalah perempuan yang sangat ku sayangi dari dulu dan kenyataan dari isi statusnya yang sangat menusuku, aku merasa ditimpa nasib yang paling buruk di dunia,,, Hiks…Hiks…

“Sudah 2 tahun aku berpisah dengannya, dani perasaan ini tetap tidak berubah, tapi sekarang dia sudah bahagia dengan orang lain, sedih!!”

Status curhat yang ia tujukan kepada mantanya dulu, Ari Ferizal orang yang sangat ku benci karena kemunafikannya.
Perasaanku kacau, entah apa yang kurasakan pada saat membaca kalimat itu, rasa kecewa, kasih sayang, cinta, penyesalan dan emosi bercampur aduk dalam diriku, Seketika juga aku langsung menghubunginya untuk menunjukan emosi dan penyesalanku padanya,
Dalam SMS ku “Duh statusnya bagus ya, teruskan aja!!” dia menjawab “napa ikut campur, hati ini punyaku, apa urusanya ama situ??”

Panjang lebar aku bercakap denganya, dan tak ada hasilnya, Chintya tak mengerti sedikitpun dengan perasaanku.
Chintya sangat mencintai mantan kekasihnya, Ia sama sekali tak mencintai diriku, aku hanya menjadi pelampiasan baginya, tak ada harganya diriku bagi dirinya, dan aku sangat mengerti perasaanya yang tak dapat memaksakan. Hanya kata itu yang dapat ku simpulkan.

Semua kenanganku dengan Chintya yang ku kenal, Chintya yang menyayangiku, Chintya yang baik bagiku, dan Chintya yang sangat ku sayangi terkubur dalam hatiku selama-lamanya, dan tak kan pernah sedikit pun ku lupakan. Kata-kata indah dan janji manisnya padaku akan selalu ku ingat sampai akhir hayatku, walaupun kelak aku akan bersama orang lain yang mencintaiku, sebagi tanda nenk Chintya adalah suatu yang indah yang sangat berpengaruh terhadap hidupku kelak.
Tapi kini ia telah tiada, dengan meninggalkan serpihan luka dalam dada.
Nenk Chintya sudah ku anggap mati, Chintya yang sekarang bukanlah Chintya yang ku kenal dulu, bukanlah Chintya yang pernah menjadi kekasihku dulu, dan bukanlah Chintya yang pernah menyayangiku. Chintya yang sekarang sudah bukan lagi Chintya yang punya harga diri, yang teguh pendirianya…

Chintya yang sekarang, hanyalah seorang pecundang yang tak tahu malu, ia mempermalukan diri ku sebagai mantan dirinya seperti orang bego, dan mempermalukan dirinya di depan public kususnya orang-orang yang menyangkut At-tajdid Islamic Boarding School Singaparna Tasikmalaya,,,, Harga diri ku benar-benar tercoreng olehnya, dan sekarang aku tak peduli lagi apa yang dipikirkanya, dan apa yang akan dilakukanya, cukup sampai sini aku meninggikan derajat dan harga dirinya. Aku malu terhadap diriku sendiri dengan apa yang telah aku perbuat…
Kini aku hanya bisa setia bersama Chintya yang berada dalam hatiku, meskipun janji kami tidak sempurna, tapi nenk Chintya dalam angan hati ini tetap berada dalam posisi tertinggi, aku tetap meninggikan derajatnya ……
Walaupun aku rindu akan belaian dan kasih sayangnya, tapi hanya rindu yang aku dapatkan bukan cintanya.

Namun harus kutinggalkan cinta ketika ku bersujud….

Chintya Chintya Chintya Chintya Chintya………………
Sampai kapan aku akan memikirkan dirimu ???


Mulai saat ini aku tak kan menghawatirkan dirimu lagi, kamu adalah kamu dan aku adalah aku, dan ini adalah pilihan yang telah aku pilih dari semua pilihan tersulit dalam hidupku. Memulai hidup baru di usia yang baru menginjak 20 tahun.

Tetap focus dalam menghadapi arus kehidupan, dan memulai persaingan di dalamnya….

Muhammad Willy Zulkarnaen
Tasikmalaya, 27 juli 2010

Minggu, 27 Juni 2010

Janji tak Sempurna


Hari demi hari kulewati dengan penuh kejenuhan dan kecemasan, hari dimana kumerasakan keresahan, teringat s’lalu bayang akan dirinya, tadi malam aku bermimpi bertemu dengannya, meskipun hanya mimpi dan aku juga tidak sempat mengobrol, tapi aku sangat bahagia sekali karena berkesempatan menatap dirinya secara langhsung, yah anggap saja setimpal, walaupun dalam Mimpi…..
Teringat akan kakak ku yang sebentar lagi akan Merit dengan pacarnya, sebulan yang lalu aku bersama ayah, ibu tiri dan ibu kandungku bersilaturahmi ke calon besan mereka, rumah pacar kakak ku berada di Majalengka, tempat yang lumayan asing bagiku karna ku jarang pergi ke sana. Waktu diperjalanan ketika asyik mengobrol dengan keluarga, ehh, ibunya nggun malah nyeletuk, “jauh oge nya Majalengka the, duh sakeudeung deui ge k Karang Nunggal, Hhe”. . . nya Yang (ayang sebutan keluarga ku)
Dia mengatakan begitu karna mereka sudah mengetahui hubunganku dengan Chintya, mereka hanya mengetahui sedikit permasalahan hubunganku dengan Chintya, dan mereka tidak mengetahui kalo hubunganku dengan Chintya sudah berakhir dengan tragis… Khu..hu..hu.. Dia mengingatkanku kepadanya lagi, kata-kata yang indah bila didengar sesaat namun sangat menusuk hati, Rencana yang tumbang, masa lalu yang bodoh, kebodohan dimasa lalu, mengingat dia adalah wanita yang kusayangi dan ku dambakan…
Berdiri dalam sebuah pilihan yang akan menentukan jalan hidupku. Dimana aku menyayangi seseorang tapi tidak berkembang, dan dimana aku harus menjadi seorang yang berpikir, aku tidak bisa seterusnya menjadi anak kecil……
Walaupun sangat sakit, dan sangat tidak ku inginkan, aku harus memilih salah satu diantara pilihan itu!! Aku sadar dimana ada cinta pasti ada kebencian, akupun berpikir bilamana aku bertaqhan dengan Chintya, cewe yang ku harapkan menjadi Isteriku kelak, aku tidak ingin anak-anaku dimasa yang akan dating merasakan hal yang sama dengan ku, hidup tanpa perhatian, dan serba kekurangn, sebisa mungkin aku tidak ingin hal itu terjadi pada anak-anaku, hal yang kemungkinan dengan rumah tangga ku akan bernasib seperti orang tua ku…. Aku berpikir demikian karena ku merasakan sesuatu yang sangat menyakitkan di hati, bila mana ku melihat teman-teman ku yang suka bercengkrama dengan orang tua nya, Huh… meskipun banyak sekali orang yang libih sial nasibnya dari pada aku, tapi kadang aku berpikir hidup mereka yang kurang beruntung itu wajar, mereka benar-benar sebatang kara, dan ketika aku melihat posisiku, kupikir baik-baik, posisiku sangat nagging, ketika ku mempunyai sanak sodara, orang tua dan lain sebagainya, tapi dalam realitanya, orang tua dan keluargaku kebanyakan memikirkan dirinya sendiri, aku mempunyai orang tua, tapi terkadang kumerasa sebatang kara, meskipun dalam kenyataan masih ada yang membiayaiku kuliah dan memberiku uang jajan” uang yang harus ku syukuri, rizki yang telah ditetapikan oleh penciptaku meskipun 50 rebu seminggu kadang seminggu lebih, jadi ada 200 rebu selama sebulan, tp aku harus bisa memanage keuanganku walaupun tidak besar-besar amat, itu harus cukup membayar uang kost 100/bulan dan uang makan ,kebutuhan sehari-hariku serta kebutuhan kuliah ku selama sebulan (walau kadang mereka jg suka melemparkan satu sama lain bila ku dating dengan membawa surat sari administrasi kampus,)n_n. aku disebut teman-teman ku dengan sebutan pity boy, tapi kadang juga disebut orang yang beruntung sedunia, the lucky boy karena mereka bilang walaupun tidak mempunyai apa-apa (kendaraan, handphone, uang juga jarang aku masih bisa bertahan hidup) Huh… mereka memang sedikit agak keterlaluan, aku juga bisa bertahan hidup karena aku juga tidak tinggal diam saja dengan keadaan dan posisiku sekarang, dari pertama suka mengerjakan tugas orang lain, serta menjualn kaos, jadi semua itu bisa ku atasi, karena aku berpikir keras “Aku ini Mahasiswa Lho”…
Aku juga sangat merasakan sakit hati ketika aku dibilang orang yang memanfaatkan oleh wanita yang ku sayangi sendiri Chintya, tapi aku harus menerima skenyataan itu, karena kenyataan diriku untu menjadi orang seperti itu sangatlah memungkinkan!! Hiks… hiks….hiks….
Itu lah alasanku kenapa aku memutuskan untuk mencari jalan hidup yang baru, ada baiknya juga aku diputuskan olehnya, demi kebaikan ku dan terutama yang lebih penting demi kebaikan Chintya wanita yang s’lalu ku sayangi. Dia berhak hidup dengan seseorang yang ia Cintai, ia berhak hidup dengan kebahagiaan dan keharmonisan, karena setelah ku pikir baik-baik SANGATLAH TIDAK PANTAS AKU UNTUK MENJADI SUAMI UNTUK WANITA SEPERTI DIA!!!

Maafkan aku karena telah memaksakan kehendak dan keinginan ku untuk masuk ke dalam kehidupanmu, ini kata-kata yang sangat ku benci dan tidak ku inginkan, tapi ku harus tetap mengatakannya, MAAFKAN AKU ARI FERIZAL!! MAAFKAN AKU CHINTYA!! Meskipun tidak pantas ku ucapkan sebagai laki-laki yang Gagal !!!
Penyesalan ini tak kan ku lupakan seumur hidupku…
Cenpaka, Tasikmalaya Senin, 21 juni 2010
(tidak bisa tidur, begadang terus !!!) offline dulu karna jari sudah letih !!

Kamis, 17 Juni 2010

Menangis untuk mu


Mungkin aku terlalu menyayangimu
Semua yang ada padamu
Karena kamu membuaku berarti
Hinggaku tak dapat menjauh

Dalam setiap langkahku
Kuingin kau disini
Hingga akhir usiaku kau tetap
Menjadi yang terbaik untuk diriku


Aku takut engkau tinggalkan diriku
Mencoba mencari cinta
Selain cinta yang kuberikan

Aku takut engkau patahkan hatiku
Membuatku semakin terluka
Dan tak akan pernah termaafkan ..........

Selasa, 08 Juni 2010

Jumat, 04 Juni 2010

Muhammad Willy Zulkarnaen History


Setelah melalui perjalanan panjang, kini umurku pun sudah hampir beranjak dewasa, nasib ditinggal Chintya benar-benar sangat memukul jiwa.....
padahal sudah setahun lebih kami berpacaran, andai saja Chintya mengerti... ukh !!

semua rencana hanya omong kosong belaka, aku malu terhadap diriku, malu terhadap orang tua Chintya, apakah chintya mengerti hal itu ?? padahal waktu itu aku sangat senang ketika ayah chintya mengatakan "sebentar lagi menikahkan".
Rasa sayangku kepada Chintya semakin besar semenjak aku diputuskan olehnya, aku memang benar-benar lelaki bodoh yang tidak bisa menjaganya, malah berbicara kasar dan bertindak tidak benar, andai saja kita bisa bertemu skali lagi. aku akan ungkapkan rasa penyesalan dan maaf ku sebesar-besarnya pada mu, Chintya...

Gadis Mungil yang ku kejar, ku impikan,ku idam-idamkan dari dulu sekarang pergi menjauh dariku dengan meninggalkan luka perih di hati...

Malah sekarang aku hampir hilang kendali, dengan alasan sakit hati dan mencari pelarian, aku malah menerima Mia teman sekelasku menjadi kekasihku, aku sangat menyesal, tadinya aku hanya ingin Chintya mengetahui bahwa dengan perginya ia dariku tidak menjadikanku patah semangat, dan hidup seperti biasa...
Akan tetapi semua hanya Sia-sia.. aku tidak dapat melupakan sosok gadis mungil itu, Chintya....
semakin lama waktu berlalu, semakin besar rasa sayang dan penyesalan ku terhadapnya. aku terlalu sombong dan egois menjadi kekasihnya,dan akhirnya semua tlah berakhir...
penyesalan tiada guna, hanya bisa meratapi nasib sebagai cowok bodoh yang melepaskan intan permata... Ukh,, sakitnya hati ini...

Baru kali ini aku benar-benar merasakan kegagalan dalam bercinta,,, padahal aku sangat menginginkan dia untuk jadi pendamping selama hidupku di dunia,,,
satu hal yang membuatku resah sebagai lelaki, aku tidak bisa menjaga kepercayaan orang tuanya,, hampir setiap hati aku memikirkan masa depanya...
aku sangat malu terhadap orang tuanya di cigembor, Karang nunggal tasikmalaya...
maafkan aku yang tidak bisa menjaga anakmu, aku sangat menyesal... Hiks...hiks...

Luv u forever Chintya . . .

~emwezet Duatiga~